Tugas Zz 4 : Pelajaran Rohanipun Diajarkan Dalam Dunia Jurnalistik

Ekstra jurnalistik yang biasa disebuh Zig – Zag, sebuah almamater dibawah naungan SMAdaBo. Hari ini mengajarkan sebuah arti persahabatan. Pembelajaran itu dimulai dengan pemutaran video singkat bertemakan persahabatan tulus.
'jika seseorang mempunyai kesalahan, tulislah kesalahan tersebut diatas pasir, agar kekilafan itu hilang ditiup angin.'
Sebuah ungkapan yang sangat indah. Di mana umumnya jika seseorang tersakiti, maka akan diingatnya kesalahan itu. Tapi dalam ungkapan tersebut terkandung makna bahwa setiap kesalahan, kita harus belajar memaafkannya. Tak ada yang sempurna dalam diri manusia dan kita harus menyadari, setiap orang parti mempunyai kesalahan.
Banyak siswa SMAdaBo yang bertengkar hanya karena kesalahan sepele. Bahkan ada yang sampai menyebar dalam kalangan luar. Bertengkar dengan sekolah lain. “Hal tersebut dikarenakan kurang komunikasi dan saling pengertian antar siswa”., Tutur salah satu siswa SMAdaBO.
'Jika seseorang melakukan kebaikan, ukirlah kebaikan tersebut dalam batu yang cadas, maka kebaikan tersebut takkan hilang diterpa angin.'
Kalimat tersebut adalah isi dari video yang diputarkan. Kita takkan pernah melupakan segala kebaikan yang diberikan orang lain maupun sahabat kita. Selalu menyimpannya dalam hati. Mengukirnya dalam selingan keindahan suasana yang tercipta dalam diri kita. Membuat hidup menjadi lebih indah dan tentram.
Pelajaran hari ini adalah pelajaran paling menyenangkan dari biasanya. Hal tersebut merupakan wujud nyata sebuah ekstra zig- zag dalam SMAdaBO bukan hanya mengajarkan materi pelajaran, akan tetapi juga memberi pengetahuan rohani dalm diri siswanya.

Tugas Zz 3 : Sekali Seumur Hidup

Hari Jum’at tanggal 27 Februari kemarin, SMA-ku kedatangan demo Japan Fondation dari Universitas Dr. Soetomo(Unitomo). Semula hanya teman ku, Fiona yang menjadi wakil dari kelasku untuk mengikuti demo tersebut. Tapi saat aku akan pulang sekolah, dia mencegatku dan temanku, Pritta untuk ikut mengikuti acara demo. “Masuk yuk, tadi disuruh sensei masuk, katanya aku boleh temen buat ikut kedalam”., Tawarnya saat kami di depan kantor guru tempat demo itu berlangsung.
Semula aku tak mau ikut karena jam dua nanti aku harus les B. Inggris. “Ayo dong. Sekali seumur hidup nih bisa ketemu sama orang jepang asli”., Bujuk temanku. Akhirnya aku masuk kesana. Di dalm sudah banya yang hadir. Aku dan kedua temanku mengambil tempat duduk di nomer dua dari belakang.
Setelah sambutan dari pihak penyelenggara selesai . Sesi upacara minum teh pun dimulai. Aku melihat dengan cermat gerakan – gerakan dalam upacara minum teh. Langkah – langkahnya sangat rumit. Sampai – sampai aku tak hafal dengan cara – caranya. Mulai dari pemberian penghormatan, memasak air, mamasukan teh dalam mangkuk, sampai menghidangkan teh semua ada proses yang tekesan njelimet.
Saat menghidangkan teh tuan rumah juga mnghidangkan wagashi, kue tradisional jepang yang sangat manis untuk mengimbangi rasa pahit teh yang dihidangkan.
“Siapa yang ingin mencoba minum teh?”., Tanya salah satu panitia.
Aku pun ingin merasakan minum teh. Aku dan temanku mendapatkan urutan ke 4. Setelah wagashi dihidangkan, kami memakannya. Rasanya sangat manis. Tiba saatnya kami meminum teh hijau. Ternyata rasa teh hijau sangat pahit. Lebih pahit dari pada jamu temulawak.
Selain mempelajari cara minum teh kami juga boleh mencoba Yukata, baju tradisional Jepang. Memakai Yukata tak sesulit kelihatanya. Gaun Yukata hanya seperti handuk. Aku memakainya seperti memakai jas, perut bagian atas ditali dengan Himo(sabuk dari kain), lalu dililitkan dengan Obi(sabuk dari kain untuk pita yang bentuknya seperti stagen) untuk mengencangkan Yukata.
Aku ikut memakai Yukata tersebut dan berfoto dengan orang Jepang.
Acara selesai jam 2. kami pun pulang dengan bersuka cita.

Tugas Zz 2 : Surat Pembawa Bencana

Pernahkah kalian malu saat memberikan surat cinta?

Ini adalah pengalaman pertamaku menulis surat cinta. Saat aku duduk di kelas 5 SD. Aku terpana pandangan pertama pada anak baru. Anak itu kakak kelasku, pindahan dari Kalimantan. Aku jatuh cinta padanya saat mata kami bertemu. Dag – dig – dug rasanya. Akupun berkenalan dengannya.
Malam harinya maksu d hati ingin menulis puisi atau sekedar surat cinta. Mulai kutulis rangkaian kata demi kata untuk mengisi helaian kertas.kububuhkan sedikit puisi pada surat cintaku.
‘matamu memancarkan cahaya cinta

Hatiku dag – dig – dug dibuatnya’
Setelah selesai kututup suratku dan kumasukkan pada amplom berwarna merah jambu. Kutunggu matahari memancarkan ke bumi dan aku terlelap tidur. Pagi harinya aku telah siap memberikan suratku.
Bel berbunyi.
Aku segera menuju kelas 6. sampai disana tiba – tiba suratku hilang. Padahal tadi suratku aku simpan dalam saku. Aku mencari – cari disetiap sudut sekolah. Ku obrak – abrik isi tasku. Tapi nihil. Aku tak menemukannya.
Aku melangkah pasrah menuju taman sekolah. Hari itu anak – anak ramai berdiri di depan papan mading sekolah. Aku penasaran dan ingin melihatnya.

Apakah kalian tau apa yang di tempel pada papan mading sekolah ?

Suratku ada disana! Oh betapa malunya aku. Segera kuambil suratku dam berlari menuju kelas. Anak – anak yang lain menertawakanku karena kebodohanku. Saking malunya aku tak masuk sekolah selama 3 hari dengan alasan sakit

tugas ZZ 1 : ENJOY DI DUNIA JURNALISTIK

Dibandingkan mengerjakan soal matematika, menulis adalah pekerjaan yang paling mudah. mengapa demikian? Kita hanya perlu menggabungkan kata apa saja yang ada di dalam pikiran kita. Soal baik atau buruknya bukan kita yang menentukan. Orang lainlah yang menilai baik atau tidaknya tulisan kita. Menulis dapat dilakukan siapa saja. Kita hanya perlu membiasakan untuk menulis agar tulisan kita menjadi lebih baik.

Hal yang dapat memotivasi kita bisa kita dapatkan disekitar kita. Event–event yang menurut kita menarik, cocok dapat dituang menjadi tulisan. Saat senggang, sebuah pemikiran atau ide dapat kita salin menjadi sebuah tulisan. Mendapatkan ide tersebut tergantung dari kita, apa yang kita pikirkan, jika kita sedang santai atau senggang maka ide – ide yang menyenangkan akan telintas dalam benak kita.

Pernahkan anda bergabung dalam dunia jurnalistki? Dunia jurnalistik terkesan misterius. Ada banyak hal yang kita dapat disana. Sebenarnya menulis dalam naungan dunia jurnalistik itu gampang – gampang susah. Gampang jika kita enjoy dalam menjalani tugas – tugas atau tulisan – tulisan. Susah jika kita tak mampu menyelesaikannya. Namun kendala dalam hal jurnalistik adalah kita harus menjalaninya sesuai prosedur yang berlaku.

Apa saja sich yang menjadi kendala dalam hal menulis? Mari kita bahas bersama. Pada dasarnya, kendala dalam hal menulis adalah niat dalam hati. Jika niat kita hanya setengah hati, kita tak akan mendapatkan hal yang maksimal. Niat merupakan modal utama dalam hal menulis. Saat kita dipaksa untuk menulis dan kita sedang tidak mood, tulisan kita akan acak – acakan. Yang kedua adalah tentukan tema. Seandainya kita menulis tanpa tema yang pasti,tulisan kita akan aneh. Tanpa ada dasaran tema, tulisan kita akan ngalor – ngidul, tak jelas, bahkan mungkin tak berisi penuh, dalam arti, tulisan kita hanya tulisan – tulisan biasa, tanpa ada gagasan yang pasti.Untuk mengatasi kendala dalam menulis kita perlu merumuskan soal – soal yang ada dalam pikiran kita, saling sharing dengan lingkungan sekitar. Biasanya ide tersebut akan muncul tiba – tiba tanpa kita sadari. Jika kita telah menemukan tema, segeralah menulisnya dalam buku atau kertas.

Untuk mengatasi ketidak-mood-an dalam hal menulis kita bisa melakukan gerakan - gerakan ringan. Meregangkan otot syaraf yang kaku atau sedikit straching dapat mengatasi kejenuhan dalam diri kita. Kita juga dapat mengatasinya dengan berhenti sejenak, memandang sekeliling kita yang menurut kita biasa – biasa saja, tapi jika kita perhatikan dengan seksama, hal tersebut akan menjadi luar biasa jika kita berimajinasi. Hal tersebut dapat memicu ide – ide yang bermunculan dalam pikiran kita.